Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Guru Muhammadiyah Harus Punya Growth Mindset


Dr Katni MPdI

Pola pikir guru sangat berpengaruh dalam Perilaku dan tindakannya mengembangkan sekolah-madrasah Muhammadiyah hari ini dan ke depan”

 “You are what you think!” Kamu adalah apa yang kamu pikirkan.  Pola pikir Guru akan sangat memengaruhi bagaimana perilaku dan tindakan guru. Bila pola pikirnya (Fixed mindset) pola pikir tetap, maka lembaga akan jalan ditempat bahkan mati, bila pola pikir guru dan seluruh warga sekolah-madrasah berkembang, maka sekolah-madrasah akan berkembang menjadi lebih baik.

Apa itu mindset ? Mindset adalah suatu kumpulan pemikiran yang terbentuk sesuai dengan pengalaman dengan keyakinan sehingga dapat memengaruhi perilaku atau cara berpikir seseorang dalam menentukan suatu sikap, pandangan hidup hingga melihat masa depan.

Seorang profesor Psikologi dari Stanford University yang bernama Carol S Dweck mengategorikan mindset menjadi dua, yaitu growth mindset dan fixed mindset.
Growth mindset merupakan pola pikir seseorang yang memahami bahwa kemampuan atau bakat yang dimilikinya sejak kecil merupakan sebuah potensi atau daya awal. Orang yang memiliki mental growth mindset percaya bahwa kemampuan dan bakat dapat terus berkembang dengan kerja keras  dan dengan belajar kapanpun, dengan siapapun sepanjang hidup. Orang-orang ini akan selalu menanamkan pola pikir terus belajar dan memahami dunia yang terus berubah dan penuh tantangan.

Jenis pola pikir Growth mindset merupakan mindset positif karena seseorang yang memiliki growth mindset cenderung ingin mendapatkan proses belajar yang bermakna dan memiliki pengaruh dalam hidupnya. Dengan mindset ini, orang tidak akan hanya ingin terlihat pintar menguasai suatu permasalahan. Proses menjadi hal yang sangat berharga dan kegagalan tidak akan membuat mereka putus asa,  melainkan tahapan pengalaman yang akan mengantarkan untuk melangkah lebih baik berikutnya.  Kesalahan, kekurangan diri dan tim merupakan tahapan belajar menuju kesuksesan dan kemajuan diri dan lembaga.

Karakteristik Growth Mindset
Kepala sekolah dan seluruh guru Muhammadiyah penting merubah mindset dari fixed mindset menjadi growth mindset. Growth Mindset adalah pola pikir yang berkembang dan akan membuka kesempatan yang lebih besar untuk mencapai kesuksesan diri dan lembaga. Karakteristik lainnya dari guru yang memiliki growth mindset adalah:
1) Berkeyakinan bahwa kecerdasan, bakat dan sifat bukan merupakan bawaan lahir;
2). Dapat menerima tantangan dan serius menjalankannya, tantangan adalah kesempatan untuk menjadi lebih kuat dan lebih baik;
3). Selalu memandang ke depan dari kegagalan yang dihadapi, tidak menyesali, tidak marah dengan tim bila gagal;
4). Selalu berpandangan positif terhadap usaha yang dilakukan.
5) Belajar dari kritik yang diberikan orang lain, disanjung tidak berbangga diri, dikritik, sabar, teguh pendirian dan terus berbenah menjadi lebih baik;
6). Dapat menemukan pelajaran dan memperoleh inspirasi dari kesuksesan orang lain. Hal ini dapat dilakukan dengan rajin sharing, silaturahim dan bertukar pengalaman dengan orang lain.

Contoh growth mindset misalnya ketika guru mengembangkan sebuah program PPDB, tetapi ternyata program tersebut kurang efektif. Bukannya patah semangat dengan membuang program tersebut, guru akan berusaha mencari tahu apa yang salah dengan program tersebut yang dibuat dan berusaha memperbaikinya, mencari inspirasi dari berbagai sumber baik secara offline maupun online.

Pola pikir yang kedua adalah Fixed Mindset atau Mindset Tetap. Fixed mindset adalah pola pikir berdasarkan keyakinan bahwa kualitas seseorang itu telah ditetapkan. Fixed mindset adalah kebalikan dari Growth mindset. Orang dengan fixed mindset akan sangat kesulitan menaklukkan tantangan dan memiliki peluang meraih kesuksesan lebih kecil dari pada orang dengan growth mindset. Orang fixed mindset cenderung menyalahkan lingkungan dan orang lain, ketika menghadapi tantangan dari berbagai pihak.

Ciri-ciri orang dengan pola pikir fixed mindset yaitu:
a) berkeyakinan bahwa kecerdasan, bakat, sifat merupakan sebagai fungsi hereditas (keturunan);
b) memiliki kecenderungan untuk menghindari suatu tantangan;
c) mudah putus asa atau menyerah pada keadaan;
d) memiliki anggapan bahwa usaha tidak ada manfaatnya;
e) tidak mau menerima kritik;
f) Sering merasa terancam dengan suksesnya orang/lembaga lain.

Semoga guru sekolah dan madrasah Muhammadiyah tidak  memiliki pola pikir fixed mindset. Bagaimanapun seorang guru adalah contoh figur bagi siswanya. Bagaimana menanamkan pola pikir berkembang jika gurunya sendiri belum memilikinya.

Metode Mengembangkan Pola Pikir Growth Mindset yakni Pola pikir seseorang dapat dibentuk dan diubah sepanjang hidup. Cara supaya guru Muhammadiyah dapat mengembangkan growth mindset adalah:

1) Berusaha selalu fokus dan menghargai proses yang dijalani dengan ikhlas, dan tabah untuk meraih hasil dalam jangka panjang.  Jenis pola pikir growth mindset bersifat open mindset atau terbuka menerima segala perubahan dan saran-saran, kritik dan masukan orang lain. Guru muhammadiyah penting fokus dan menghargai sebuah proses dalam mencapai tujuan yang diinginkan dalam jangka panjang. Kalaupun akan ada kegagalan,   harus tetap menikmatinya karena kegagalan merupakan bagian dari proses untuk menuju kesuksesan.

2) Berani menghadapi tantangan. Menanamkanlah pikiran bahwa tantangan yang ada adalah sebuah peluang untuk meraih kesuksesan. Tantangan juga dapat menjadikan guru Muhammadiyah berkembang menjadi lebih baik lagi. Guru harus ingat baik-baik bahwa tantangan merupakan kendaraan yang akan mengantarkan memperoleh pengalaman baru. Tantangan harus dihadapi dengan penuh keberanian, keyakinan dan senyuman.

3). Menerima kritikan dengan bijaksana. Tidak ada yang memalukan dari meminta pendapat, kiritikan, atau saran dari orang lain. Dengan aktif meminta kritik-saran dari orang lain, guru dapat belajar mengubah diri sendiri menjadi lebih baik lagi. Orang dengan growth mindset memiliki ciri antusias untuk menerima dan menghargai kriatik dan saran orang lain.

4) Berusaha memahami diri sendiri. Memahami diri sendiri artinya guru memiliki kesadaran akan kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. Dengan pemahaman diri yang baik. Guru akan memiliki kemampuan untuk mengasah potensi yang tajam (dominan) dalam dirinya, dan menggunakan untuk meraih keunggulan. Guru mampu menyusun langkah, strategi yang tepat untuk meraih kesuksesan diri, maupun mensyukseskan memajukan sekolah/madrasah. Muhammadiyah ibarat pisau dimana yang diasah adalah bagian yang tajam, bagian yang tumpul tidak perlu diasah.

5) Long-life Learner. Guru siap menjadi pembelajar seumur hidup adalah salah satu cara mengembangkan growth mindset. Guru yang memiliki pola pikir berkembang, akan selalu memiliki rasa ingin tahu dan mencari kesempatan belajar terus-menerus, dengan membaca, studi lanjut, mengikuti workhsop, seminar dan belajar secara mandiri, cari mitra dan teman yang lebih berpengalaman untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya guna mengatasi masalah hari ini dan masa depan. Jika growth mindset Guru Muhammadiyah sudah terasah dan menjadi budaya sekolah, maka guru akan selalu berpikiran terbuka terhadap siapapun, mau belajar dari siapapun sehingga akan melahirkan diri guru yang memiliki kapasitas, kapabilitas untuk membawa diri dan kemajuan sekolah-madrasah Muhammadiyah.

Post a Comment for "Guru Muhammadiyah Harus Punya Growth Mindset "