Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SANGAT MUDAH MASUK MUHAMMADIYAH

Oleh : AGUS SUSANTO


SANGAT MUDAH MASUK MUHAMMADIYAH

Membaca judul diatas, apakah aneh? Atau biasa saja? Bagi sebagian orang mungkin akan membaca dengan terkejut. Tapi bagi sebagian juga akan terasa aneh. Kok bisa? Ada apa dengan Muhammadiyah? Tulisan ini berdasar kasus nyata yang ada di hampir semua ranting dan cabang muhammadiyah. Dan akan terus berulang entah sapai kapan, tanpa bisa bertindak apa-apa.
Bermula dari sebuah publikasi rekrutmen karyawan Amal Usaha Muhammadiyah, dimana salah satu persyaratannya adalah Kartu Anggota Muhammadiyah (NBM). Maka, saat itulah para pimpinan Ranting dan Cabang seolah tak mampu membendung hijrah-nya orang-orang yang belum mengenal Muhammadiyah dan ingin mencari Kartu Kerja eh.. (maaf: Kartu Anggota). Saat pertama kali datang menghadap untuk mengurus KTA pertanyaan yang diajukan kepada si Pencari KTA adalah apakah saudara mengenal Muhammadiyah? Apakah di lingkungan saudara ada orang Muhammadiyah? Dari dua pertanyaan itu saja sebenarnya sudah cukup untuk tidak diberikan tanda tangan. Karena hampir pasti jawabannya adalah TIDAK. Tetapi, atas nama Mesakne, Tonggo dewe, Dulure.. dll  sambil berharap-harap suatu saat ada pengembangan Ranting baru dari lingkungan pencari KTA, maka biasanya Pimpinan Ranting dan Cabang tetap menandatangani formulir yang telah disiapkan.

Tanpa disadari, sebenarnya dengan mengurus atau mencari Kartu Anggota maka sejak saat itu sebenarnya yang si Pencari KTA telah menjadi bagian dari keluarga/warga/jamaah Muhammadiyah. Pertanyaannya, apabila si pencari KTA tidak diterima saat mengikuti test karyawan, apakah kemudian mantap tetap bertahan dengan ideologi Muhammadiyah? Ternyata tidak. Kartu Anggota tetaplah kartu persyaratan yang sangat mudah untuk diurus dan didapatkan sekedar untuk mendapatkan pekerjaan. Komitmen mengamalkan ajaran Idologi Muhammadiyah sangat lemah karena memang pada dasarnya dia bukan kader/orang yang mengenal Muhammadiyah. Pertanyaan selanjutnya, apabila si Pencari KTA diterima bekerja apakah mau mengamalkan ajaran Islam sesuai Manhaj Muhammadiyah? Belum tentu juga. Pada saat berada di lingkungan tempat kerja, barangkali si Pencari KTA akan diawasi dengan ketat oleh pimpinan dan aturan di Amal Usaha. Bagaimana saat mereka dirumah/lingkungan mereka? Wallahu a’lam. Saya yakin tidak semuanya begitu.

Frasa Kartu Anggota terdiri dari dua kata, yakni Kartu dan Anggota. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kartu artinya, kertas tebal (hampir sama dengan karcis). Sedangkan Anggota artinya, orang yang menjadi bagian atau masuk dalam suatu golongan. Jadi, Kartu Anggota adalah Identitas keanggotaan seseorang yang masuk dalam suatu golongan. Bila disebut Kartu Anggota Muhammadiyah, maka yang bersangkutan adalah menjadi anggota Muhammadiyah.

Berdasarkan Anggaran Dasar pasal 8, maka yang dimaksud Anggota itu ada 3 (tiga) yaitu Anggota Biasa, Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan.  Adapun syarat untuk menjadi anggota biasa diantaranya adalah menyetujui maksud dan tujuan Muhammadiyah serta bersedia mendukung dan melaksanakan usaha-usaha Muhammadiyah. Selanjutnya, dengan menjadi anggota, maka ada Hak dan Kewajiban yang mengikat dan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga pasal 4, yaitu : hak menyatakan pendapat di dalam maupun di luar permusyawaratan, dan hak memilih dan dipilih dalam permusyawaratan. Sementara kewajibannya antara lain : taat menjalankan ajaran Islam, menjaga nama baik dan setia kepada Muhammadiyah serta perjuangannya, berpegang teguh kepada Kepribadian serta Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah, taat pada peraturan Muhammadiyah, keputusan musyawarah, dan kebijakan Pimpinan Pusat, mendukung dan mengindahkan kepentingan Muhammadiyah serta melaksanakan usahanya, membayar iuran anggota dan membayar infaq.

Dalam hal ini, penulis ingin menyampaikan bahwa Kartu Anggota Muhammadiyah itu janganlah dijadikan persyaratan untuk bekerja di Amal Usaha Muhammadiyah. Karena dampak bagi pemegang kartu itu memiliki hak dipilih dan memilih untuk menjadi pimpinan di Muhammadiyah. Hendaklah Amal Usaha itu menerapkan untuk mengurus Kartu Anggota kepada orang – orang yang telah melalui proses test dan dinyatakan diterima, kemudian di baiat, di Muhammadiyahkan dengan cara diwajibkan mengikuti perkaderan di Muhammadiyah dan diwajibkan aktif di Ranting atau Cabang dia berasal, dan setelah 2 tahun baru diwajibkan untuk mengurus kartu anggota muhammadiyah.
Sebagai bukti riil bila para pemohon KTA itu tidak sungguh-sungguh ingin menjadi anggota Muhammadiyah dan hanya ingin bekerja di Amal Usaha, setelah mengikuti test dan dinyatakan tidak diterima bekerja di Amal Usaha Muhammadiyah, maka setelah KTA dari PP Muhammadiyah telah jadi, KTA itu tidak diambil. Saat ini bisa dicek di sekretariat PDM atau PCM, ada berpuluh-puluh kartu anggota sebagai korban persyaratan kerja di Amal Usaha.

Kini, saatnya organisasi ini berbenah. Perlu ada komunikasi antara Pimpinan persyarikatan dan Amal Usaha untuk menciptakan sistem rekrutmen yang tidak mencantumkan KTA sebagai persyaratan. Kalau perlu persyaratannya adalah pernah ikut Organisasi Otonom Muhammadiyah (ORTOM) untuk bekerja di Amal Usaha. Sehingga keberadaan Ortom menjadi kawah candradimuka untuk Pelopor Pelangsung dan Penyempurna Cita-cita Muhammadiyah. Jangan bangga ketika orang lain berbondong-bondong masuk muhammadiyah tetapi mereka kosong akan ideologi gerakan. Yang perlu dilakukan saat ini adalah melihat potensi kader ortom sebagai aset persyarikatan dan aset amal usaha untuk keberlangsungan gerakan Muhammadiyah ke depan. Siapa lagi yang punya kepedulian kalau bukan kader sendiri? Jangan jadikan kader ortom sebagai penonton di rumah sendiri saat mereka kelak sudah dewasa karena yang mengisi pimpinan dan amal usaha adalah orang dari luar yang saat ini sangat mudah mendapatkan KTA Muhammadiyah. Siapa yang memberi kemudahan? Panjengan yang saat ini menjadi Pimpinan Ranting dan Pimpinan Cabang serta Pimpinan Amal Usaha yang mesti ikut bertanggung jawab.

Fastabiqul khoirot.

Penulis : Agus Susanto
Ketua PDPM Ponorogo
Tahun 2014-2018
Sekretaris PCM Babadan
Tahun 2015 – 2020

Posting Komentar untuk "SANGAT MUDAH MASUK MUHAMMADIYAH"